Tugas KTI

Jumat, 04 Maret 2011

Semester 1


PEMANFAATAN KALENG BEKAS DAN KAYU MENJADI
KOMPOR





OLEH:
Mindi Faisal Saputra 
Bayu Prawira S 
Hizkia Suprihatin K 

KELAS:
XII IPA 3


SMA NEGERI 12 MAKASSAR
T.A 2010 – 2011







HALAMAN PENGESAHAN


Judul                           : Pemanfaatan Daun Srikaya Menjadi Lampu Hias Kamar
Nama                           : 1. Mindi Faisal Saputra
2. Hizkia Suprihatin
3. Bayu Prawira
AsalSekolah                : SMA Negeri 12 Makassar



DISETUJUI
GURU PEMBIMBING



Dra. Herlina Sulaiman
NIP. 19621018 198603 2 012


MENGETAHUI
Kepala SMA Negeri 12 Makassar



Drs. Abbas Pandi, MA.
NIP. 19541231 198303 1 231

Tanggal Pengumpulan
22 November 2010



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan hidayah dan pertolongannya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain dengan memanfaatkan limbah berupa serbuk kayu menjadi produk yang bermanfaat.  Serbuk kayu yang dihasilkan dari limbah penggergajian kayu dapat dimanfaatkan menjadi briket arang, arang aktif, komposit kayu plastik (Setyawati, 2003), pot organik sebagai pengganti polybag (Cahyono, 2000), sebagai media tanam jamur (Sariyono, 2000) dan bentuk-bentuk lainnya.
Industri penggergajian kayu menghasilkan limbah yang berupa serbuk gergaji 10,6%, sebetan 25,9% dan potongan 14,3% dengan total limbah sebesar 50,8% dari jumlah bahan baku yang digunakan (Setyawati, 2003).
Produksi total kayu gergajian Indonesia mencapai 2,6 juta m³ pertahun.  Dengan asumsi bahwa jumlah limbah yang terbentuk 54,24% dari produksi total, maka dihasilkan limbah penggergajian kayu sebanyak 1,4 juta m³ per tahun.  Angka tersebut cukup besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian (Forestry Statistics of Indonesia 1997/1998 dalam Pari, 2002).
Berbagai rintangan dan hambatan kami lewati selama penyusunan karya tulis ini, namun Alhamdulillah dengan penuh keuletan dan kesungguhan kami, sehingga dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan tidaklah mudah, karena keterbatasan kemampuan bagi dari segi ilmu dan literature, sehingga karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun, kami sangat mengharapkan untuk mengarah kesempurnaan.






ABSTRAK

Penyusun                     : Mindi Faisal Saputra
Bayu Prawira S
Hizkia Suprihatin
Pembimbing                : Dra.Herlina Sulaiman
Tujuan penelitian ini di laksanakan adalah :
v  Untuk mengetahui cara kerja kompor dapat dibuat menjadi kompor kaleng.
v  Untuk mengetahui cara kerja kompor tersebut.
v  Untuk mengetahui kebersihan dan keektifan dari kompor kaleng.
Judul ini dipilih dengan asumsi bahwa terjadi banyaknya kompor meledak akibat gas 3 kilo gram dan kelangkaan bahan bakar fosil serta penumpukan sampah organic dan anorganik yang membutuhkan penanganan agar masalah tersebut bisa ditanggulangi. Sumber data diperoleh dengan cara melakukan percobaan dengan membuat kompor dari limbah organic (kayu) dan limbah anorganik (kaleng).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis sampah organic dan anorganik dapat diolah menjadi kompor. Selain itu kompor yang telah jadi dapat di manfaatkan sebagai kompor alternative yang ramah lingkungan. Sehingga dapat mengatasi permasalahan lingkungan masyarakat dalam menghadapi masalah penumpukan limbah sampah organic dan anorganik.











DAFTAR ISI



HALAMANJUDUL……………………………………………………….i                                                         
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. iii
ABSTRAK ………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI …………………………….…………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1
A.    Latar Belakang ………………………………………………………... 1
B.     Rumusan Masalah ...…………………………………………………... 2
C.    Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 2
D.    Manfaat Penilitian …………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR …………………... 3
A.    Kajian Pustaka ………………………………………………………… 3
1.      Kayu ……………………………………………………………. 3
2.      Kaleng ………………………………………………………….. 7
3.      Kompor Kayu ………………………………………………….. 9
B.     Kerangka Pikir ………………………………………………………… 11
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 12    
A.    Materi Penelitian ……………………………………………………… 12
B.     Metode Penelitian ……………………………………………………... 12
C.    Metode Pengambilan Sampel ………………………………………… 12
D.    Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 12
E.     Populasi dan Sampel …………………………………………………... 12
F.     Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………………… 13
G.    Teknik Analisis dan Pengolahan Data ……………………………….. 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………… 14
A.    Hasil Penelitian ………………………………………………………… 14
B.     Pembahasan ……………………………………………………………. 15
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………. 21
A.    Kesimpulan …………………………………………………………….. 21
B.     Saran ……………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 22
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………………… 23























BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 Dengan jumlah sampah semakin meningkat, dimana masalah ini merupakan masalah yang tidak ada habisnya. Sampah digolongkan menjadi dua macam yaitu sampah organik dan sampah nonorganik :
1.      Sampah Organik adalah sampah yang dapat diurai oleh bakteri tanah, contohnya daun. Namun tidak semua daun yang diuraikan itu dapat dengan cepat diurai oleh bakteri, seperti halnya daun srikaya yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk diuraikan.
2.      Sampah Non Organik adalah jenis sampah yang tidak dapat diurakan oleh bakteri, contohnya kaca, plastik, besi, dan lain-lain.
      Sesuai dengan perkembangan teknologi dan konversi minyak tanah ke gas, banyak tabung gas 3kg meledak dan meresahkan masyarakat dan memakan banyak korban, maka kami akan membuat kompor dari bahan yang ramah lingkungan.
      Dari segala rancangan yang telah ada, baik dengan segi model bahkan hiasan kami juga akan berusaha merancang sebuah karya yang tak kalah menariknya, walaupun bahan yang kami buat itu dari barang bekas. Jadi kami merasa data yang ada pada saat itu sudah tercukupi, apalagi sekarang teknologi sudah berkembang. Jadi kami dapat memperoleh informasi mengenai rancangan ini dengan mudah.
Apa yang kami akan rancang ini mungkin telah pernah dilakukan oleh banyak orang, dan sering  ditemukan di rumah makan. Adapun perbedaan dari rancangan kami adalah jika hasil kami menggunakan barang bekas, baik dari kaleng hingga kayu, sedangkan yang biasa kami lihat di rumah makan menggunakan barang jadi seperti arang. Dalam rancangan kami, kami akan menambahkan kreasi-kreasi agar bisa lebih bermanfaat dan menarik. Dari alasan itulah kelompok kami memberi judul “Pemanfaatan Kaleng Bekas dan Kayu Menjadi Kompor“.




B.     Rumusan Masalah
Pembuatan kompor dari kaleng bekas dan kayu ini dapat dirumuskan beberapa masalah :
v  Apakah kaleng dan kayu dapat di buat menjadi kompor ?
v  Bagaimana cara kerja kompor tersebut?
v  Apakah kompor kaleng tersebut bersih dan efektif?


C.    Tujuan Penelitian
   Tujuan Penelitian
v  Untuk mengetahui cara kerja kompor dapat dibuat menjadi kompor kaleng.
v  Untuk mengetahui cara kerja kompor tersebut.
v  Untuk mengetahui kebersihan dan keektifan dari kompor kaleng.


D.     Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian
1.      Bagi Masyarakat
a.       Memberi alternative kompor kaleng yang aman
b.      Mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam hal ekonomi
2.      Bagi Perkembangan IPTEK
a.       Memberi kreasi baru bahwa barang bekas tidak seharusnya dibuang melainkan bias di manfaatkan.
b.      Dapat menambah daya produksi khususnya pada kalangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
3.      Bagi penulis
a.       Melatih kepedulian dalam memperhatikan lingkungan sekitar.
b.      Melatih kemampuan untuk berkreasi dan membuat karya tulis.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.    KAJIAN TEORI

1.      Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
    Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Akan tetapi hingga saat ini hanya sekitar 400 jenis (10%) yang memiliki nilai ekonomi dan lebih sedikit lagi, 260 jenis, yang telah digolongkan sebagai kayu perdagangan. [1]Berikut ini adalah daftar nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama perdagangannya, sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan; dengan beberapa penyesuaian.
·         Jenis jenis kayu
v  Kayu jati
v  Kayu mahoni
v  Kayu bangkirai
v  kayu kamper
v  kayu meranti merah
v  kayu sonokeling
v  kayu sungai
v  kayu kelapa
·         Macam macam penggunaan kayu
   Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
1.      Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
2.      Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3.      Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4.      Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5.      Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6.      Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7.      Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8.      Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9.      Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10.  Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11.  Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12.  Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13.  Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14.  Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15.  Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16.  Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17.  Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis :  BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.


2.      Kaleng
   Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium.
   Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk konsumen. Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik kemasan karena berkilat dan tahan karat.




3.      Kompor kayu
   Ada sedikit lebih baik daripada kenyamanan kompor kayu. kompor Kayu telah ada selama berabad-abad dan mereka terbukti hanya sebagai populer saat ini seperti mereka seratus tahun yang lalu. Salah satu alasan untuk hal ini adalah kemajuan teknologi.
   Kayu kompor hari ini menghasilkan asap kurang dari kompor kayu tua dan mereka menghasilkan sedikit berantakan juga. Alasan lain mengapa mereka terus menjadi populer saat ini adalah bahwa mereka datang seperti berbagai gaya yang satu menemukan untuk masuk ke dalam d
   Sebelum Anda membeli tungku kayu Namun ada beberapa hal yang perlu menjaga pikiran raja. Yang pertama adalah di mana Anda berencana untuk menempatkan kompor. Ingat bahwa mereka dapat menghasilkan cukup banyak panas dan sehingga Anda akan ingin menginstal di tempat Anda paling membutuhkannya. Banyak orang memilih untuk menempatkan kompor mereka di lokasi yang terpusat di rumah sehingga memancarkan panas merata ke seluruh bagian.
   Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Anda benar-benar bisa memasak pada kompor Anda. Tentu saja mereka lakukan bahwa di masa lalu tetapi tidak ada alasan mengapa Anda tidak bisa lakukan hari itu juga. Jika Anda menghabiskan banyak waktu di dapur Anda pula mengapa tidak membunuh dua burung dengan satu batu dan menggunakannya untuk kedua tujuan pemanasan dan memasak Jika Anda menyukai dapur hidup kompor juga akan menjadi magnet alami bagi siapa pun di rumah mencari kenyamanan dan kehangatan.
   Berbagai gaya yang tersedia saat ini adalah mengagumkan. Tentu saja beberapa akan ingin melihat kuno dan Anda tidak akan menemukan masalah kompor dengan jenis desain. Mungkin Anda ingin menciptakan kembali kali Anda ingat dari Anda memiliki rumah sebagai seorang anak atau bahkan mungkin rumah kakek Anda .
   Tapi di samping kompor kayu tua yang hampir semua dari kita ingat dan cinta kayu kompor juga datang dalam desain yang lebih modern. Meskipun hanya sebagai praktis sebagai desain tradisional desain baru ini dimaksudkan untuk pas dengan yang lebih modern.










B.     KERANGKA PIKIR








                                                                                                                                              


BAB III

METODE PENELITIAN

A.   Materi Penelitian
Materi penelitian adalah memanfaatkan sampah organik yaitu daun srikaya menjadi lampu hias kamar

No
Alat
Kegunaan
1
Kaleng Bekas
Sabagai kompor
2
Kayu
Sebagai bahan bakar
3
Pipa plastic
Sebagai pengukur lubang di bagian samping kalrng
4
Besi
Sebagai penahan kayu

B.   Metode Penelitian
Penelitian ini metode deskriptif. Deskriptif adalah salah satu cara metode penelitian dengan cara observasi dan memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh berasal dari internet dan media cetak lainnya.
C.   Metode Pengambilan Sampel
Data diambil dengan metode purpisive random sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan tujuan-tujuan atau alasan tertentu.
D.   Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
Ø  Tentukan tempat pengambilan sampel
Ø  Kumpulkan semua materi (sampel) yang telah ditemukan
Ø  Simpan sampel untuk analisa berikutnya

E.   Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah limbah anorganik (kaleng bekas) yang kemudian diolah menjadi kompor . Selanjutnya dari populasi tersebut di ambil sampel yaitu kompor kayu yang telah jadi.
F.    Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2010 sampai tanggal 30 Oktober 2010 pada pukul 14.30. penelitian dilakukan di rumah Mindi Faisal Saputra
G.  Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Objek penelitian dikelompokkan berdasarkan jenis sampah. Data diperoleh dalam bentuk eksperimen.
     

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil
Dengan jumlah sampah semakin meningkat, dimana masalah ini merupakan masalah yang tidak ada habisnya. Sampah digolongkan menjadi dua macam yaitu sampah organik dan sampah nonorganik :
a.       Sampah Organik adalah sampah yang dapat diurai oleh bakteri tanah, contohnya daun. Namun tidak semua daun yang diuraikan itu dapat dengan cepat diurai oleh bakteri, seperti halnya daun srikaya yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk diuraikan.
b.      Sampah Non Organik adalah jenis sampah yang tidak dapat diurakan oleh bakteri, contohnya kaca, plastik, besi, dan lain-lain.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan konversi minyak tanah ke gas, banyak tabung gas 3kg meledak dan meresahkan masyarakat dan memakan banyak korban, maka kami akan membuat kompor dari bahan yang ramah lingkungan.
Dari permasalahan di atas, maka kami tertarik untuk menciptakan sebuah alat yang bermanfaat tak hanya bagi lingkungan, tapi juga bagi manusia. Selain itu, kami juga ingin mengurangi sampah-sampah yang saat ini membayang-bayangi kita. Oleh karena itu, kami ingin mencoba memanfaatkan kaleng dan kayu menjadi kompor ramah lingkungan.
Berdasarkan latar belakang itulah muncul beberapa permasalahan yang membuat kami tertarik untuk menjawabnya. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
v  Apakah kaleng dan kayu dapat di buat menjadi kompor ?
v  Bagaimana prinsip kerja kompor tersebut?
v  Apakah kompor kaleng tersebut bersih dan efektif?

Untuk menjawab permasalahn-permasalahan tersebut, maka kami membuat beberapa perencanaan kerja. Perencanaan-perencanaan tersebut yaitu mencari data yang menunjang tentang data yang akan kami teliti, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dan melakukan langkah kerja.
Adapun  langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut.
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b.      Membuat lubang pada kaleng
c.       Masukkan besi penahan kayu
d.      Lipat ujung kaleng agar tidak tajam
e.       Masukkan kayu untuk proses akhirnya   
Dari hasil yang telah kami peroleh setelah melakukan langkah kerja, maka terjawablah hipotesis yang kami telah paparkan, yaitu kaleng dan kayu dapat dimanfaatkan menjadi kompor yang ramah lingkungan. Prinsip kerja kompor yang telah kami buat pada dasarnya sama dengan kompor kayu pada umumnya. Akan tetapi, ada yang membedakan dari kompor-kompor yang lain. Kompor kami ini bahannya dari kaleng.
Dari percobaan percobaan yang kami lakukan diperoleh kompor kaleng berbahan bakar kayu seperti trlihat pada gambar.

     Kompor tersebut sangat efektif dan aman digunakan karena berbahan bakar kayu api yang di hasilkan juga merata tetapi kelemahan kompor tersebut adalah susah pada proses penyalaan butuh beberapa menit dan menyebabkan polusi udara.


B.     Pembahasan

A.    Kaleng
Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium.
Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk konsumen. Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik kemasan karena berkilat dan tahan karat.
B.     Pemanfaatan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
1.      Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
2.      Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3.      Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4.      Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5.      Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6.      Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7.      Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8.      Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9.      Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10.  Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11.  Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12.  Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13.  Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14.  Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15.  Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16.  Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17.  Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis :  BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.

C.     Kompor Kaleng
Ada sedikit lebih baik daripada kenyamanan kompor kayu. kompor Kayu telah ada selama berabad-abad dan mereka terbukti hanya sebagai populer saat ini seperti mereka seratus tahun yang lalu. Salah satu alasan untuk hal ini adalah kemajuan teknologi.
      Kompor kaleng berfungsi sebagai :
1.      Sebagai kompor alternative yang aman digunakan.
2.      Mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam hal ekonom.
   Merupakan produk dari limbah anorganik dan organic, yaitu kaleng dan kayu yang dapat mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar.
E.     PEMANFAATAN SAMPAH
   Limbah organic dapat diubah menjadi bahan bakar cair dan gas dengan bantuan beberapa proses biologi dan kimia. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberikan tiga keuntungan langsung:
1.      Pertama, peningkatan efisiensi energy secara keseluruhan karena kandungan energy yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak di manfaatan.
2.      Kedua, penghetan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa mahal dari memanfaatkannya.
3.      Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
      Dari data-data yang diperoleh, peluang pasar dari kompor kaleng berbahan bakar kayu cukup menjanjikan, khususnya jika dilihat dari beberapa aspek:
a.       Harga BBM tinggi;
b.      Pengurangan suplai BBM khususnya minyak tanah;
      Dengan kompor kaleng diharapkan bersaing dipasar karena :
a.       Harga yang relative murah;
b.      Nilai kalor cukup tinggi;
c.       Lebih mudah dalam penyalaan;
d.      Sangat aman untuk digunakan;
e.       Behan bakar yang melimpah;
f.       Masyarakat pedesaan sudah familiar dengan kayu.












BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
      Semua jenis sampah anorganik dan organic dapat diolah menjadi karya yang berguna, contohnya segala sampah organic dapat di olah menjadi bahan bakar ramah lingkungan. Sehingga dapat mengatasi permasalahan Negara dalam meng hadapai masalah krisis bahan bakar dan penumpukan limbah dan sampah organic. Masalah lingkungan yang adapun, dapat diatasi dengan mengolah sampah tersebut. Dengan harga yang sangat terjangkau kita dapat keuntungan maksimal.

B.     Saran
       Pengolahan limbah dan sampah anorganik dan organic menjadi kompor berbahan bakar kayu merupakan solusi bagi masalah sampah yang kita hadapi. Selain itu pembuatannya juga menghasilkan keuntungan. Sebaiknya pemerintah dan masyarakat bisa memanfaatkan potensi ini sehingga sampah bisa bermanfaat. Pemanfaatan ini memerlukan kerja sama yang terstruktur dari semua elemen masyarakat yang berhubungan dengan masalah ini. Selain itu diperlukan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap ini.














DAFTAR PUSTAKA






























RIWAYAT HIDUP

Mindi Faisal Saputra adalah anak pertama dari pasangan Ir.Burhanuddin Dan Baedana. Lahir di Ujung Pandang tanggal 31 Maret 1993. Beliau bertempat tinggal Kompleks Taman Makassar Indah Blok B5/15. Beliau memulai pendidikannya di TK Kartini tahun 1998-1999 dan melanjutkan sekolahnya di SD Inp. Perumnas Antang I pada tahun 1999-2005. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 08 Makassar tahun 2005-2007 dan sekarang sedang menjalankan studinya di SMA Negeri 12 Makassar.
Hizkia Suprihatin K adalah anak kedua dari pasangan Christian Kabanga Dan Hasniati. Lahir di Sidrap tanggal 16 Oktober 1993. Beliau bertempat tinggal di Jl. Nipa-Nipa Raya no.12 blok 3 Perumnas Antang. Beliau memulai pendidikannya di TK AL-Ikhlas tahun 1998-1999 dan melanjutkan sekolahnya di SD Inp. Perumnas Antang III pada tahun 1999-2005. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 23 Makassar tahun 2005-2007 dan sekarang sedang menjalankan studinya di SMA Negeri 12 Makassar.
Bayu Prawira S adalah anak pertama dari pasangan Mujiono Dan Suarsi. Lahir di Situmulyo tanggal 23 Maret 1993. Beliau bertempat tinggal di Taman Makassar Indah Blok B2/5. Beliau memulai pendidikannya di TK Dian Lestari tahun 1998-1999 dan melanjutkan sekolahnya di SD Inp. Perumnas Antang III pada tahun 1999-2005. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di SMP Islam Athirah Makassar tahun 2005-2007 dan sekarang sedang menjalankan studinya di SMA Negeri 12 Makassar.